Jumat, 24 Maret 2017

Tertawalah, Sayang

Beberapa hari ini aku sangat merindukanmu. Temanku bilang; kalau rindu doakan dia.. 

Aisshh....! Kayak aku pernah lupa mendoakanmu saja. Kau tau kan, aku tidak pernah lupa mendoakanmu. Aku selalu berdoa, bukan hanya setelah shalat, diwaktu lainpun aku berdoa. Mendoakanmu. Tapi, yang namanya rindu tetap tidak hilang dari hatiku...

Kadang, aku pikir kamu masih tinggal di dunia yang sama denganku. Kadang, beberapa kali aku terpikir untuk menelponmu. Menceritakan keseharianku. Apa yang kutemui di jalan menuju kantor, apa yang terjadi di kantor hari ini. Siapa yang menyebalkan, siapa yang menyenangkanku hari ini..


Sering, aku sudah hendak mendial nomor hp mu. Hanya untuk bertanya di mana kamu menyimpan sesuatu seperti kanebo, obeng atau paku beton.. :D

Lalu setelah itu aku sadar bahwa hp mu kini ada bersamaku, bahwa aku takkan pernah bisa lagi menelponmu, bahwa kamu sudah berada di tempat yang tak terjangkau, bahwa kita sudah hidup di dunia yang tak lagi sama...

Aku merindukanmu. Setiap waktu.. Entah bagaimana menghilangkannya. Entah bagaimana menyingkirkan bayanganmu yang selalu ada di kelopak mataku. Kemanapun aku menoleh, kau akan selalu kulihat. Senyummu, senyummu yang lembut. Tawamu yang tertahan. Ya, kau selalu ketawa tertahan, tidak seperti aku yang sering tertawa lepas terbahak-bahak. Kamu lebih suka menahan tawa, atau tertawa tanpa suara. Aku pernah bilang kan, kamu sepertinya sangat kesulitan untuk mengekspresikan tawa...

Sayang, tertawalah di sana. Bersama ayahku, ayahmu, kakek-nenekku, kakek-nenekmu... Mereka semua ada di sana bersamamu, kan? 

Tertawalah sayang... Tertawalah lepas.. Aku berharap dan berdoa, kau di sana bahagia. Kau berada di tempat yang menyenangkan. Membahagiakan.

I love you, as always...